Sabtu, 31 Oktober 2015

Internet di Indonesia lambat,kok bisa?



Pada hari ini saya akan membahas tentang masalah koneksi internet yang sering terjadi di Indonesia,yaitu lemot,lambat,lelet(intinya tetap sama).
dari http://katadata.co.id/infografik/2014/09/10/internet-lemot-indonesia-jauh-tertinggal#sthash.WxJb9LUy.dpbs
Kenapa Internet di Indonesia bisa lambat?,hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:

1.Letak Geografis
  Indonesia yang memilki lebih dari 15.000 pualu serta 2/3 daerahnya yang merupakan lautan tentu sangat berpengaruh kepada pelayanan jasa internet.Coba kita bandingkan dengan negara tetanga di Asia Tenggara,yang luas wilayahnya lebih kecil dari Indonesia,kecepatan internet mereka lebih cepat dari kita(Indonesia) karena membangun infrastrukturnya relatif leih mudah dan murah(karena luas wilayah yang lebih kecil).Coba bayangkan letak geografis Indonesia,dari Sabang sampai Marauke,belum ditambah banyaknya pulau-pulau,serta Indonesia sendiri pun merupakan jalur pegunungan yang aktif.Wajar saja bila proyek pembangunan infrastruktur lambat,karena mereka kewalahan dengan letak geografis kita,juga keterbatasan biaya untuk membangun infrastruktur untuk mempercepat koneksi Internet.

2.Banyaknya Pengguna Internet di Indonesia
pengguna internet di Indonesia
dari http://blog.idkeyword.com/profil-pengguna-internet-di-indonesia-tahun-2015/
  Di jaman sekarng ini,siapa yang tidak tahu Internet.Mulai dari anak TK,SD,SMP,sampai Kakek-kakek pun saat ini sudah mengenal Internet.Baik itu hanya sekedar untuk bermain,untuk edukasi,untuk bisnis,dll.Dan yang mengejutkannya lagi,pengguna Internet di Indonesia saat ini sudah mencapai 88,1 juta jiwa,atau hampir mendekati 50% dari jumlah penduduk di Indonesia saat ini.dengan banyaknya pengguna Internet,otomatis ISP akan mengalami kesulitan dalam melayani jasa Internet.dan jumlah pengguna ini pun akan bertambah setiap tahunnya.

3.Kurangnya perhatian pemerintah terhadap perkembangan Internet
  Peran Pemerintah pun tak luput dari kecepatan Internet,bila Pemerintah memperhatikan tentang perkembangan Internet saat ini,ada kemungkinan Pemerintah akan membantu pihak ISP untuk mempercepat koneksi Internet.Seperti memperbanyak infrastruktur,mensubsidi harga paket Internet(kalau mungkin),dan penyediaan Internet gratis bagi orang yang kurang mampu.

4.Persaingan antar operator Internet
  Masalah ini pun tak luput dari permasalahan kecepatan koneksi Internet di Indonesia.Banyak operator yang berlomba-lomba berpromosi paket internet dengan harga murah(walaupun pada akhirnya harga paketnya mahal juga),atau paket internet dengan kuota melimpah dan masa aktif yang lama.Terkadang kita pun terhasut dengan promosi menggiurkan tersebut.Tetapi pada akhirnya saat kita mengakses internet tersebut ternyata banyak masalah,seperti koneksi lambat,koneksi putus nyambung,kuota melimpahnya hanya di regional tertentu,dan kuotanya dibagi menurut waktunya.Tentu kita akan merasa rugi karen bebrapa hal tersebut.Sebaiknya operator berpromosi,juga sembari meningkatkan kualitas jaringa tersebut.

Sekian posting dari saya,mohon maaf bila ada kesalahan.Karena kesempurnaan hanya milik Allah semata.Terima kasih.

Jumat, 30 Oktober 2015

Review Sennheiser CX 213

Halo blogger,pada kesempatan hari ini saya akan mengulas tentang IEM termurah yang dijual secara resmi oleh distributor Astrindo,yaitu Sennheiser CX213.
Siapa yang tidak tahu brand sennheiser,brand audio terkemuka yang sudah berkiprah sebagai perusahaan audio pada tahun 1958,brand yang berlokasi di Jerman ini sudah banyak mengeluarkan produk berkualitas baik untuk Headphones,Earbuds,IEM,dll.
Dillihat dari kemasannya yang cukup compact,kita bisa melihat spesifikasinya yang tercantum dibalik kemasannya
Spesifikasi:
-Frequency response           :25-20.000Hz
-Sound Presure Level(SPL):115dB(1kHz/1Vrms)
Impedence                           :16Ω

Jujur,melihat spesifikasi diatas saya pun merasa sangsi untuk membelinya,dikarenakan frekuensinya yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan IEM maupun earbuds pada umumnya yang memiliki frekuensi 20-20.000Hz.sebelum memboyong IEM ini pun,saya mempertimbangkan terlebih dahulu antara Sennheiser CX213,dbE PR18,dan Audio Technica ATH CLR100.harga ketiga IEM ini pun tidak terpaut jauh, CX213 yang berharga 230.000, dbE yang berharga 218.000,dan ATH yang berharga 180.000.Singkat cerita,saya pun membeli Sennheiser CX213 setelah bebrapa pertimbangan(sebenarnya karena stock dBe PR18 habis dan ATHclr100 yang ada hanya warna pink).

Saat membuka kemasan,saya pun disuguhkan dengan isi yang seadanya(karena ada harga ada kualitas),dengan isi sebuah IEM(pastinya) dan bonus 2 eartips yang berukuran small dan large(eartips medium sudah terpasang di IEM).
Dilihat dari housingnya,tebilang kecil dibanding ukuran standar,tetapi terasa pas saat dipakai,walaupun saya harus mengganti eratips bawaan dikarenakan eartips bawaan kurang nyaman saat dimasukan ke telinga.


 Dan Sennheiser CX213 pun sudah menganut jack 3,5mm dengan L port,yang lebih baik dibanding dengan yang lurus,karena biasanya kita terkadang agak kesulitan saat memasukan perangkat audio atau smartphone ke dalam saku.
 Inilah yang ditungu-tungu,yaitu bagaimana kualitas audio dari sennheiser CX 213 ini.saat pertama kali dicoba menggunakan Lenovo A859,jujur,kurang enak didengar saat dipakai karena
-Treble cukup menyakitkan telinga bila dipakai lama.
-Vokal terasa kering,sound staging yang kurang terasa.
-bass tidak joss dibandingkan IEM saya yang lama(bas!c IE81 HD) dan karakternya agak Boomy.
tetapi disini saya mendapat detail yang cukup bagus walaupun terkadang tertutup dan noise isolation yang bagus(tidak disarankan untuk dipakai saat mengendarai kendaraan bermotor dikarenakan noise isolationnya).

Akhirnya saya memutuskan untuk mem Burn-Innya selama 3 hari(1 harinya selama 8-10 jam).Singkat cerita ,setelah ritual Brn-In,terdapat beberapa perbedaan yang cukup mencolok.
-Treble menjadi cukup cring menurut saya.
-Vokal terdapat peningkatan,menjadi lebih clear.
-Sound stage effect/sound staging tedapat peningkatan walaupun tidak signifikan.
-Bass menjadi deep dan relatif stabil/Tight(tidak teralu disarankan untuk Dubstep mania).

Kesimpulan
IEM ini saya sarankan untuk orang yang mengincar sektor All-Rounder dikarenakan karakter suaranya.Dan tidak disarankan bagi Dubstep mania karena karakter Bassnya tidak punchy,melainkan Deep,dan sedikit articulate.
Genre musik yang disarankan            :Akustik,klasik,Rock,Pop
Genre musik yang kurang disarankan:Dubstep,Hip-Hop,(dan yang menjurus ke karakter bass yang punchy).

Bila ingin info lebih detail,kunjungi http://www.audiophile-id.com/
Sekian review dari saya,mohon maaf bila ada kesalahan karena saya relatif baru dalam berurusan dalam dunia audio/baru menjadi audiophile,bila ada kritik,saran,tambahan,atau komentar saya mengucapkan terima kasih.